Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat pada 10 tahun terakhir Indonesia menggunakan 9,8 miliar lembar kantong plastik setiap tahunnya, dan 95 persen di antaranya menjadi sampah. Fakta ini memprihatinkan karena plastik adalah bahan yang sulit terdegradasi secara alami.
Pemilik perusahaan plastik kemasan PT. Tirta Marta, Sugianto Tandio mengaku resah karena pihaknya selama 40 tahun membuat plastik biasa yang tak ramah lingkungan. Ia mengaku sangat prihatin setelah melihat kondisi Sungai Citarum penuh sampah plastik.
Plastik itu menumpuk di permukaan sungai dan bisa terbawa hingga ke laut lepas. “Plastik itu baru terurai setelah 1.000 tahun,” kata Sugianto.
Berbekal ilmu dan pengalaman yang dimilikinya saat sekolah dan belajar di Amerika Serikat, Sugianto pun mulai melakukan penelitian untuk menemukan solusi plastik ramah lingkungan yang bisa diaplikasikan di Indonesia. Sudah lebih dari sepuluh tahun dia melakukan penelitian sejak 2000.
Lulusan pasca sarjana University of North Dakota ini akhirnya menemukan dua teknologi plastik ramah lingkungan. Teknologi itu dinamakan Oxium dan Ecoplas. Oxium adalah aditif yang ditambahkan ke biji plastik biasa yang membuat plastik akan lebih cepat terurai. Sedangkan Ecoplas adalah plastik yang dibuat menggunakan tepung dari singkong.
Produk plastik buatan Sugianto pun masuk pasar pada 2010. Untuk produk shopping bag, Oxium sudah hampir menguasai semua peretail di Indonesia. “Sekitar 90 persen shopping bag peretail besar sudah memakai Oxium,” kata Sugianto. Dalam sebulan, dihasilkan 5.000 ton shopping bag Oxium.
Untuk Ecoplas, Sugianto mengakui masih sedikit yang menggunakannya di Indonesia. Produk ini lebih banyak diekspor. Sebab, Ecoplas lebih mahal sekitar 50 persen dari Oxium. Namun Ecoplas lebih cepat terurai karena terbuat dari bahan organik. Sedangkan Oxium butuh waktu sampai dua tahun untuk terurai.
Meski demikian, Oxium sudah memutus mata rantai panjang proses penguraian plastik yang normalnya 1.000 tahun. “Yang membuat plastik tahan lama karena mata rantai karbonnya panjang hingga 7 juta,” kata Sugianto. Untuk bisa terdegradasi, mata rantai karbon harus diputus hingga 100 ribu dan Oxium bisa memutusnya.
Ecoplas sendiri bisa segera terdegradasi karena mikroba bisa memakannya. Bahkan Ecoplas bisa digunakan sebagai lapisan dalam landfill soil cover di tempat pembuangan akhir.
Foto : http://www.balihorecadistributor.com/plastik-bio-degradable-plastik-ramah-lingkungan/
Comments are closed