14593633_373959236326588_1157371582_n

STANDARDISASI.menlhk.go.id – Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan (Pustanlinghut), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Noer Adi Wardojo Memberikan Sambutan pada acara Technical workshop On Ekolabel For Publik (Government) and Private Sector di Akmani Hotel, Jakarta, Senin dan Selasa 3 – 4 Oktober 2016.

Dalam sambutannya, Noer Adi berpesan agar kegiatan tersebut bisa menjadi pendorong bagi semua stakeholder terkait, baik dari Pemerintah, pelaku bisnis, maupun warga masyarakat dalam rangka melestarikan lingkungan. “jadi agendanya sekarang adalah kita mendorong untuk perubahan pola pikir produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, untuk siapapun itu, tidak ada pihak yang ditinggalkan, baik dari government, pelaku bisnis, maupun di masyarakat. Kita menuju kesana (Going green), dan kita ke depan akan lebih sering membahas ini dengan jajaran pemerintah, dengan bisnis, dan masyarakat”, kata Noer Adi.

Oleh karena itu, menurut Noer Adi, diperlukan komunikasi, pembelajaran dan juga belajar untuk saling percaya. Jadi bukan hanya belajar ilmu teknisnya tapi belajar building trust diantara stakeholder mengenai going green.  “green dan not green, itu dua sisi yang harus kita perhatikan karena ini merupakan proses untuk pembelajaran, ini adalah proses untuk menginterpretasi, ini adalah proses untuk kita mengadopsi. diantara dua istilah itu, mana yang lebih mudah untuk kita komunikasikan, mana yang lebih mudah untuk kita fahami,  apakah kita mengambil keriterianya karena green, ataukah kita belajar lebih karena not green,” ucap Noer Adi.

Bagaimana kita menuju kepada yang green, ini sesuatu yang kita komunikasikan di jajaran pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat, nah di satu sisi harus ada informasi dari bisnis kepada konsumen,  “ekolabel adalah instrument itu sebetulnya, yang lebih melihat informasi dari pihak pelaku bisnis kepada konsumen, kepada masyarakat, tetapi di sisi yang lain juga melihat dari sisi masyarakat, sebetulnya juga harus ada informasi kepada pelaku bisnis maupun kepada pemerintah (gaverment),” tegas Noer Adi.

Lanjut Noer Adi, kita juga harus melihat bagaimana supaya bisa saling belajar mengenai hal itu, dari bisnis juga belajar apa yang dipersepsikan masyarakat mengenai green consumer , dari masyarakat kita juga belajar mengenai apa itu green product. “Karena kita tidak ingin terjadi perbedaan, di pihak bisnis dan pemerintahan kita sibuk berdebat berjam-jam, bertahun-tahun mengenai produk ini kriterianya harus begini-begitu (sangat higlytechnical) tetapi begitu disampaikan ke masyarakat, masyarakat hanya menyambutnya dengan dingin, oh ok, atau not ok, karena yang dibayangkan oleh masyarakat hanya sesuatu yang simple,” imbuh Noer Adi.

Kita tidak perlu menuju ke yang sangat perfect, sangat highlytechnical, terus sepuluh tahun gitu membahasnya gak selesai-selesai, yang kita perlukan saat ini adalah apa yang harus kita sampaikan, dan apa yang harus kita mulai dengan step one step, two step menuju going green. “nah inilah yang kita harus ditemukan, tidak perlu bersama-sama mendiskusikan itu,” tutur Noer Adi.

Kementerian LHK sudah menyiapkan skema ekolabel dan kita akan menuju publik procurement, sebentar lagi akan disiapkan dan kita juga akan menuju pada percepatan menyampaikan informasi itu di fasilitas publik. “jadi tidak hanya informasi itu beredar diruangan ini, jangan sampai informasi itu hanya beredar di rak, lemari, tetapi kita harus deliver ke masyarakat, dimana masyarakat beraktifitas, yaitu di fasilitas publik,” kata Noer Adi.

Jadi kami sedang menyiapkan Peraturan MenteriLHK dari standar pelayanan masyarakat di fasilitas publik menuju ramah lingkungan, jadi kita kerahkan semua, kita kerahkan mobilisasi resourses dari stakeholder untuk perbaikan yang fokus di fasilitas publik, ada layanan informasi, edukasi, sarana, penyedia sarananya, dan juga program apresiasi untuk pelayanan masyarakat yang bisa berprilaku ramah lingkungan.

“pokoknya kami siapkan semuanya, silahkan dinikmati untuk masyarakat Indonesia ini yang lebih baik di masa depan, dan untuk konsep ini, Indonesia sebetulnya leader di arena internasional, kami adalah co-lead di Consumer Information Program for Sustainable Consumption and Production bersama dengan Pemerintah Jerman dan Consumer International.  Di Indonesia kita galang stakeholder kolaborasi ini, ini penting, mengapa, karena disitulah masa depan kita bersama, masa depan generasi muda indonesia.” tutup Noer Adi.

Categories:

Comments are closed

PENERAPAN DAN PENILAIAN KESESUAIAN SPM-FP
Penerapan dan Penilaian Kesesuaian SPM-FP
SPMFP2-01
BATIK DARLINGKU
Bimbingan Teknis Elektronik Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan
batikdarlingku