STANDARDISASI.menlhk.go.id – Dept. Head of Corporate Communication & Sustainability at PT Super Indo, D Yuvlinda Susanta mengaku punya ambisi untuk menjadikan Superindo sebagai sustainable retailer, oleh karena itu pihaknya sejuh ini selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan dalam melakukan bisnis sehari-hari. Hal itu dikatakan Yuvlinda saat ditemui pada acara Workshop tentang “Consumer and Retailers” di Akmani Hotel, Selasa 25 Oktober 2016.
“ambisi atau target kami itu adalah sustainable retailer, kami juga punya target sustainability itu sampai lebih dari 20 ribuan target produk, mulai jadi sustainable coffee, sustainable tea, dan lain-lain”, ujar Yuvlinda.
Menurut Yuvlinda, salah satu program yang menarik dari inisiatif yang dijalankan Super Indo adalah zero waste, yaitu upaya untuk menekan jumlah sampah yang akan berakhir di TPA (zero to landfill) dengan mengaktifkan beberapa program: Pertama composting, yaitu mengulah sampah buah dan sayur menjadi pupuk cair organik. Kedua mendonasikan produk-produk layak konsumsi namun mendekati masa expired (3-1 bulan) kepada yayasan sosial yang mempunyai kredibilitas dalam mendistribusikan donasi tersebut kepada yang membutuhkan. Ketiga mendonasikan produk buah dan sayur yang tidak layak display kepada berbagai yayasan sosial yang bergerak di bidang penyelamatan hewan langka sebagai pakan hewan.
“zero waste untuk penurunan C emision, juga ada waste management, kami sudah pernah mapping, kegiatan waste management itu ada yang dari kegiatan operasional dan ada yang dari kegiatan non operasional”, ujar Yuvlinda.
Lanjut Yuvlinda, retail juga lebih dari 90 persen sampahnya adalah sampah organik, dalam hal ini pihaknya sudah melakukan banyak hal seperti kerja sama dengan yayasan-yayasan yang bergerak di bidang sosial melalui program yang sudah saya sebutkan diatas. Sedangkan yang non operasional adalah produk-produk yang nantinya bisa menjadi sampah, dan juga melihat apa sebenarrnya yang banyak diberikan retail sehingga nanti yang keluar itu jadi sampah.
“jadi sejak 2008 Superindo sudah melakukan kampanye untuk mengurangi kantong plastik, penggunaan kantong plastik, kemudian di 2010 kami sudah mulai menyiapkan, menyediakan kardus sebagai alternatif pengganti kantong plastik,”tegas Yuvlinda.
Sambung Yuvlinda, sebenarnya kampanye kurangi kantong plastik itu masih belum cukup sehingga pada tahun 2013 kami ada program “use reusable bag-get cash back“, jadi itu insentif untuk costumer, karena setelah kami survei ternyata pelanggan Super Indo itu atau sebagian besar kita akan bergerak kalau ada insentif, jadi kalau tidak ada insentif mereka tidak mau melakukan apapun, oleh karenanya kami meng-create program tersebut.
“Super Indo dalam hal ini mendorong bahwa kalau tidak pakai kantong plastik itu di kasih insentif berupa cash back yang bisa digunakan sebagai diskon atau kemudian di donasikan ke InSWA, jadi program tersebut bisa mengurangi sampah plastik. kalau satu customer menggunakan tiga kantong plastik, setelah program berjalan mulai turun 2,5 sampai 2,3 sedangkan yang ditargetkan sebenarnya sampai 1 per transaksi, per pelanggan yang menggunakan kantong plastik”, tutur Yuvlinda.
Lanjut Yuvlinda, dengan adanya program Kantong Plastik tidak Gratis ( KPTG) itu sudah di bawah satu: 0,6 kadang juga sampai 0,5. Jadi memang sangat efektif dan itu juga tidak menutup kemungkinan untuk pelanggan mendapatkan cash back dan juga menggunakan kardus yang gratis. “kalau mau menggunakan kantong plastik ya bayar tapi kalau mau berlaku bijak gak pakai kantong plastik kami berikan insentif, kami berikan cash back plus bisa dapat kardus yang disiapkan juga oleh kasir”, imbuh Yuvlinda.
“jadi itu yg berkaitan dg kantong plastik dan kami mengupayakan mengedukasi pelanggan dan memang perilakunya sangat berubah, perilakunya mulai menggunakan reusable bag sendiri atau minta kardus , jadi dengan program ini lebih banyak insentif yang kami keluarkan ketimbang 200 rupiah per plastik, jadi ini cukup efektif untuk menekan penggunaan kantong plastik, dan sampai saat ini Superindo masih menjalankan Program Kantong Plastik tidak Gratis,” tutup Yuvlinda.
Comments are closed