Selasa, 11 April 2023 telah dilaksanakan kegiatan Kick-Off Meeting Scaling SCP Pusfaster KLHK – GIZ Indonesia yang digelar secara hybrid di Hotel Pullman Jakarta, Zoom Meeting serta Live Streaming Youtube. Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi yang diawali dengan sesi diskusi serta pemaparan dan sesi kedua breakout yang dibagi menjadi 3 grup. Rapat ini dihadiri secara faktual oleh Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK), Kepala Pusat Fasilitasi Penerapan Standar Instrumen LHK (Pusfaster), Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Kuok, Manado, Banjarbaru dan Palembang serta Perwakilan dari Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Samboja, dan Makassar, Kepala Dinas Lingkungan Hidup beserta Kepala Biro Pengadaan Barang Jasa Setda Provinsi Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Riau, Perwakilan GIZ, Tim Konsultan GIZ, perwakilan dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian Kominfo, Ketua Asosiasi dan staf lingkup BSILHK. Peserta rapat yang hadir secara online diantaranya, Perwakilan Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup (Pusdarlingk), Balai Penerapan Standar (BPSILHK) Banjarbaru dan Makassar, Kementerian Kominfo, Kementerian Perindustrian dan BBSPJIS, Kementerian Koperasi dan UKM, Tim Konsultan GIZ, Asosiasi dan Lembaga lainnya.
Kegiatan Kick-Off diawali dengan Sambutan dan Pembukaan dari Kepala BSILHK yang disampaikan langsung oleh Ir. Ary Sudijanto, M.S.E. Dalam pembukaannya Kepala BSILHK berterima kasih kepada Director Sustainable Consumption and Production Projects GIZ yang telah memfasilitasi kegiatan Kick-Off Meeting Scaling SCP Project. Proyek Scaling SCP bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dengan menerapkan konsumsi produk ramah lingkungan dan Pengadaan Barang Jasa Ramah Lingkungan (Green Public Procurement/GPP). Scaling SCP merupakan proyek kerjasama luar negeri antara Pusfaster BSILHK dan GIZ, dengan pendanaan dari the Federal Ministry for the Environment, Nature Conservation, Nuclear Safety and Consumer Protection (BMUV) untuk mendukung capaian target SDGs 12.7 di Indonesia yang juga diimplementasikan di Thailand, Malaysia, dan Filipina. Project Director (Scaling SCP on Thailand, Malaysia, Indonesia, Philippines) Kai Hofmann secara daring menyampaikan Opening Remarks terkait “Mandatory Minimum criteria for product, so they can be last longer and more durable and don’t have to be replaced, and also working on topics such as consumer empowerment. Really looking forward to seeing the delivery of our consultant. Tools can serve to develop green products by default, because every product that is centrally through this mechanism we will have to follow certain standards and by this you can develop your green product of human system very fast. We are also developing regional mechanism as Kabadan SILHK mention the regional project, we are also working in Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand so you see you’re not alone. The whole ASEAN region is working on these topics very strongly and we should learn from each other”.
Yeri Permata Sari S.Hut., M.T., M.Sc. selaku Kepala Pusat Fasilitasi Penerapan Standar Instrumen LHK (Pusfaster) memaparkan materi Overview Ekolabel dan Penerapannya dalam Green Public Procurement (GPP) terutama berkaitan dengan Ekolabel diantaranya peran Ekolabel dalam mendukung SDGs, substansi hukum Ekolabel di Indonesia, tipe Ekolabel, SNI kriteria ekolabel, skema Ekolabel (Swadeklarasi, Pencantuman logo Ekolabel), Label Lingkungan, Penerapan ekolabel dalam GPP serta Kriteria dan Tugas Pokok dari Steering Committee (SC) GPP. Proyek Scaling SCP akan mendukung peningkatan kompetensi penerapan kriteria standar barang dan jasa ramah lingkungan, meningkatnya pengadaan berkelanjutan di tingkat nasional, sub-nasional, serta tersedianya dokumen status penerapan label lingkungan dan GPP di Indonesia.
Fiferi Murni selaku Deputy Team Leader Scaling SCP dari GIZ Indonesia menyampaikan terkait Objective Scaling SCP Project Implementation in Indonesia, Kick-off meeting ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pelaksanaan Proyek Scaling SCP kepada para pemangku kepentingan terkait serta menjadi periode kegiatan mulai 2023-2024, update perkembangan pelaksanaan Proyek Scaling SCP di Indonesia termasuk peran dan kontribusi dari masing-masing pemangku kepentingan, serta membahas isu-isu dan tantangan terkait dengan pelaksanaan kegiatan G/SPP dan Ekolabel. Kegiatan ini akan diasistensi oleh tim Pusat Produksi Bersih Nasional (PPBN) yang akan bekerjasama dengan tim Pusfaster dan Pusdarlink. Keluaran yang diharapkan dari asistensi ini adalah a. 10 produk kriteria atau services yang akan dikembangkan Ekolabel Produk, SOP dari produk kriteria yang dipilih termasuk rencana eco-benchmarking; b. Asistensi teknis dalam pengembangan Long Term Action Plan (LTAP) yang akan di dukung oleh individu consultant; c. Monitoring dan evaluasi SCP.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dan tanya jawab terkait Facilitation for Development and Implementation of Product Standard to GPP oleh Jessica Hanafi, Ph D, dari PPBN, LTAP yang disampaikan oleh Hendy Saputra selaku tim konsultan GIZ, Capacity Development oleh Gan Gan Dirgantara selaku tim konsultan GIZ, dan Pilot Project of Green Public Procurement yang disampaikan oleh Diah selaku tim konsultan GIZ.
Sesi kedua yang dimulai dengan tajuk Break Out Group Session yang terbagi menjadi 3 (tiga) grup diantaranya; a) Pilot Project, b) LTAP, dan c) Capacity Work Development. Diskusi dilakukan secara terpisah difasilitasi oleh masing-masing tim konsultan GIZ. Setiap peserta diskusi diminta untuk memberikan pendapat dan masukan terkait topik yang diangkat.
Rangkaian kegiatan Kick-off meeting Scaling SCP ditutup Yeri Permata Sari S.Hut., M.T., M.Sc selaku Kepala Pusfaster yang menyampaikan bahwa terdapat beberapa poin penting yang dihasilkan dari kegiatan Kick-off meeting Scaling SCP yakni adanya 3 (tiga) krisis yang dihadapi oleh planet bumi saat ini yaitu perubahan iklim (climate change), pencemaran (pollution), dan kehilangan keanekaragaman hayati (biodiversity loss). Salah satu solusi guna mengatasi krisis tersebut adalah dengan penerapan SCP. Dalam penerapan SCP tidak hanya melaksanakan GPP tapi juga sekaligus mendukung sirkular ekonomi (CE). Melalui penerapan SCP maka pelaksanaan GPP diharapkan produk ramah lingkungan semakin berkembang. Saat ini produk ramah lingkungan dikenal dengan Ekolabel masih dilakukan secara voluntary, sehingga dampaknya belum dapat mengatasi 3 (tiga) krisis tersebut.
Untuk itu perlu adanya pendekatan yang dapat dilakukan ke depan, yaitu perlunya dukungan pengadaan barang dan jasa ramah lingkungan ini diterapkan secara mandatory ataupun semi mandatory. Dalam penerapan ekolabel kedepan perlu adanya sistem insentif terhadap produk ramah lingkungan dalam bentuk instrumen yang didukung oleh Kementerian/Lembaga dalam pengadaan barang dan jasa sehingga produk ramah lingkungan menjadi kriteria utama dalam pemilihan barang jasa. Hal ini diharapkan akan meningkatkan jumlah produk ramah lingkungan dalam e-catalog, meningkatkan pangsa pasar dan sekaligus mendukung pengelolaan lingkungan hidup.
Comments are closed