Jakarta – (12/09/23), Telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Database Life Cycle Inventory (LCI) Indonesia di Hotel Best Western Premiere The Hive, Jakarta. FGD ini merupakan bagian dari kerangka proyek kerja sama luar negeri Initiative Resource Efficiency and Climate Action (IREK) II dengan Pusat Fasilitasi Penerapan Standar Instrumen LHK (Pusfaster) KLHK yang didanai oleh Kementerian Federal Jerman untuk Lingkungan, Konservasi Alam, dan Keselamatan Nuklir (BMUV) dan diimplementasikan oleh GIZ.
FGD dibuka oleh Yeri Permata Sari, S.Hut., M.T., M.Sc., selaku Kepala Pusfaster KLHK dan dihadiri oleh 25 orang perwakilan dari para pihak baik dari Kementerian/Lembaga, akademisi, pakar, dan industri. FGD ini dihadiri oleh perwakilan Pusfaster, Sekretariat Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) selaku Sekretariat PROPER, Pusat Industri Hijau – Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Universitas Airlangga, tim Proyek IREK II – GIZ, tim Proyek Scaling SCP – GIZ, Indonesian Life Cycle Assessment Network (ILCAN), PT Dakara Consulting LCA Indonesia, Asosiasi Semen Indonesia, serta industri semen (PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk).
Dalam sambutannya Yeri Permata Sari menyampaikan bahwa FGD Penyusunan National LCI Database ini mendukung output proyek IREK II terutama terkait peningkatan pengelolaan data untuk mendukung efisiensi sumber daya di Indonesia. Melalui FGD ini, diharapkan para peserta dapat turut berperan dalam pengembangan inventori database nasional untuk digunakan pada penyusunan kajian Life Cycle Assessment (LCA). Kajian LCA merupakan kriteria wajib bagi perusahaan yang ingin mendapatkan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) peringkat beyond compliance sesuai dengan Peraturan Menteri LHK No. 1 Tahun 2021 mengenai PROPER. Selain itu, kajian LCA dapat berguna untuk meningkatkan efisiensi sumber daya dan mengurangi dampak perubahan iklim karena dalam kajian LCA terdapat data jumlah penggunaan sumber daya (bahan baku, air, maupun energi) dan jumlah emisi berupa gas, padat, atau cair yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk sehingga dari hasil kajian LCA dapat dilakukan perbaikan berkelanjutan yang meminimalkan dampak terhadap lingkungan pada sistem produk yang dikaji.
FGD kemudian dilanjutkan dengan penjelasan overview Proyek IREK II oleh Anandita L. Susanto selaku Deputy Principal Advisor IREK II – GIZ. Dalam penjelasannya Anandita menyampaikan bahwa Proyek IREK II ini merupakan proyek global yang juga diimplementasikan di Argentina dan Meksiko selain di Indonesia pada kurun waktu yang sama. FGD Penyusunan National LCI Database ini, merupakan FGD pertama dari seri FGD yang nanti akan dilaksanakan ke depannya. FGD ini mendukung output Proyek IREK II terkait peningkatan pengelolaan data untuk mendukung efisiensi sumber daya di Indonesia yang selanjutnya dapat mengurangi dampak dari perubahan iklim.
FGD dilanjutkan dengan paparan dan diskusi terkait pengembangan database LCI Indonesia yang dipandu oleh Dr. Kiman Siregar selaku Ketua ILCAN. Dalam paparannya Kiman Siregar menyampaikan bahwa pengembangan database LCI Indonesia ini diinisiasi sejak tahun 2023 dan diharapkan dapat beroperasi secara penuh pada tahun 2028 dengan melibatkan para pihak. Para pihak tersebut di antaranya Kementerian/Lembaga, industri, dan akademisi. Untuk mendukung pengembangan database nasional ini perlu dibentuk steering committedatabase LCI nasional yang anggotanya berasal dari para pihak terkait tersebut. Pada FGD kali ini diharapkan dapat menjadi awal kolaborasi antara para pihak terkait untuk mengembangkan database LCI Indonesia dengan peta jalan pengembangan yang terukur.
Comments are closed