Denpasar – (09-11/07/2024), Badan Standardisasi Nasional (BSN) bekerjasama dengan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) telah melaksanakan kegiatan workshop yang bertemakan Strengthening Good Governance on the Implementation of Standardization and Conformity Assessment for APEC Economies yang berlokasi di Padma Resort Legian, Bali. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pentingnya Regulatory Impact Assessment (RIA), Cost Benefit of Risk Analysis and Good Regulatory Practices (GRP) dalam mengembangkan kebijakan atau peraturan; meningkatkan kompetensi personil dan lembaga dalam mengevaluasi penerapan standardisasi dan penilaian kesesuaian melalui materi dan mock session terkait Good Standardization Practices (GSP) dan Quality Infrastructure (QI); serta sebagai forum sharing benchmark dalam menetapkan praktik terbaik melalui evaluasi penerapan standardisasi dan penilaian kesesuaian di antara negara-negara APEC.
Kegiatan ini dibuka oleh Zakiyah selaku Deputi Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian, BSN. Zakiyah menyampaikan bahwa pengembangan langkah-langkah regulasi tanpa kepatuhan terhadap Praktik Regulasi yang Baik (Good Regulatory Practices/GRP) dapat berpotensi menciptakan hambatan perdagangan. Laporan Kebijakan Ekonomi APEC (AEPR) tahun 2014 tentang Praktik Regulasi yang Baik menyoroti bahwa APEC telah mempromosikan penggunaan GRP dan bekerja untuk mengurangi dampak negatif dari perbedaan regulasi terhadap perdagangan dan investasi. Para Pemimpin APEC sepakat untuk mengambil langkah-langkah untuk memperkuat penerapan GRP di seluruh ekonomi APEC. Prinsip-prinsip GRP menekankan transparansi dan konsultasi publik, koordinasi internal dari aktivitas pembuatan aturan, dan Penilaian Dampak Regulasi (Regulatory Impact Assessment/RIA). Prinsip-prinsip ini membantu memastikan bahwa regulasi-regulasi tersebut efektif, adil, dan mendukung perdagangan.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Yeri Permata Sari selaku Kepala Pusat Fasilitasi Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Pusfaster), yang juga merupakan anggota Komite Akreditasi Nasional (KAN) Council. Kehadiran Pusfaster dalam workshop ini memiliki relevansi kuat mengingat tugas dan fungsi Pusfaster sebagai koordinator pengawalan penerapan standar instrumen lingkungan hidup dan kehutanan, yang pada tahun 2023 mengantar BSILHK memperoleh penghargaan Tata Kelola Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK Award) Level 3. Pusfaster saat itu mengkordinir pengisian formulir penilaian kesesuaian BSN, oleh seluruh Satuan Kerja lingkup BSILHK.
Penggunaan praktik tata kelola yang baik dalam penyusunan regulasi berdasarkan standar dan penilaian kesesuaian adalah elemen kunci untuk meningkatkan daya saing ekonomi sebuah negara. Dalam ekonomi global yang semakin terhubung, standar dan penilaian kesesuaian memiliki peran penting dalam mempermudah perdagangan internasional, meningkatkan kualitas produk dan layanan, serta melindungi konsumen dan lingkungan. Pertemuan ini dihadiri secara langsung oleh perwakilan anggota APEC dari Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, Meksiko, Papua Nugini, Peru, Chili, Tiongkok, dan Indonesia. Workshop menghadirkan pakar dari berbagai negara diantaranya Marco Kamiya selaku United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) Representative untuk Indonesia dan Timor Leste, Alejandro Rivera Rojas selaku UNIDO Representative untuk Austria, Morales Alberto selaku analis kebijakan dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Elvin Chia selaku American Society for Testing and Material (ASTM) International Representative untuk ASEAN, Nesreen Al-Khammash selaku Digital Learning Team Leader dari International Standard Organization (ISO), dan Sudari UNIDO Representative untuk Indonesia.
Workshop dilaksanakan selama tiga hari, dimana pada hari pertama dilaksanakan presentasi oleh para pakar yang menyampaikan hal-hal terkait praktik regulasi yang baik. Pada hari kedua workshop dilaksanakan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang dibagi dalam 4 (empat) kelompok dengan topik yang berbeda yaitu kelompok pertama membahas standard development, kelompok kedua membahas standard implementation, kelompok ketiga membahas conformity assessment and measurement traceability, dan kelompok keempat membahas learning and growth. Empat topik pembahasan ini merupakan bagian dari guideline and questionnaire of GSP assessment tool untuk diberikan masukan. Pada hari terakhir peserta melakukan presentasi hasil dari FGD tersebut.
Workshop ini diharapkan dapat memperkuat dan meningkatkan kapasitas para peserta dalam mengembangkan kebijakan atau peraturan dalam mengevaluasi penerapan dan penilaian kesesuaian standar di masing-masing organisasi/institusi. Selain itu, pembelajaran pada workshop ini diharapkan dapat mendorong peningkatan Indeks Maturitas Tata Kelola Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) di BSILHK yang semula mendapatkan SPK Award pada level 3 menjadi Level 4 yang dilakukan melalui evaluasi tata kelola SPK secara berkelanjutan. Hal tersebut diharapkan meningkatkan mutu kebijakan penerapan standar sehingga dapat memfasilitasi pelaku usaha untuk meningkatkan akses pasar dan daya saing.
Comments are closed