Papua – (18-19/4/2024), Telah dilaksanakan Rapat Kerja (Raker) Pengendalian Pembangunan LHK Ekoregion Papua. Acara raker Hari ke-1 diawali dengan Laporan Penyelenggaraan Raker yang disampaikan oleh Kepala P3E Papua Edward Sembiring.  Edward menyampaikan bahwa tujuan raker adalah untuk melakukan upaya internalisasi pembangunan landscape dan seascape di region Papua yang terdiri dari 6 (enam) provinsi. Raker melibatkan seluruh elemen UPT KLHK serta dinas yg membidangi Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Rapat bertema: “Keberlanjutan Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Berbasis Landscape dan Seascape Terintegrasi di Pulau Papua.”  Raker juga menyediakan coaching clinic terkait instrumen pencegahan dampak pembangunan sektor LHK dan kualitas lingkungan hidup.  Raker juga dimeriahkan dengan display produk-produk, antara lain produk dari sekolah adiwiyata yang memanfaatkan sampah menjadi produk-produk bermanfaat seperti: kursi, tas tangan, dan lainnya.

Acara dilanjutkan dengan Pembukaan oleh Sekjen KLHK yang diwakili oleh Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan SDA, Tasdiyanto, yang menyampaikan bahwa tema pembangunan sektor LHK Tahun 2024 yaitu mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Lebih lanjut Tasdiyanto menyatakan bahwa pembangunan dan pemanfaatan SDA adalah sebuah keniscayaan untuk mewujudkan tujuan negara. Pemanfaatan tersebut harus dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan landscape dan seascape sehingga kualitas lingkungan hidup menjadi lebih baik untuk menjamin keselamatan hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan mengintegrasikan aspek-aspek pembangunan berkelanjutan (planet, people, prosperity, partnership, peace).  Menurut Tasdiyanto, seorang pemimpin harus memiliki konsep yang kuat (global leadership) untuk mencapai cita-cita bersama sehingga harus memiliki kecerdasan koginitif, moral, emosional, budaya, bisnis, global, dan kecerdasan ekologi.

Kepala Pusat Fasilitasi Penerapan Standar Instrumen LHK, Yeri Permata Sari, merupakan salah satu narasumber dalam Raker dengan membawakan materi mengenai Penerapan Standar Instrumen LHK di Ekoregion Papua. Yeri menyampaikan bahwa Badan Standardisasi Instrumen LHK (BSILHK) telah menyediakan standar sejumlah 658 standar baik berupa Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun standar khusus.  Yeri menjelaskan bahwa SNI merupakan standar yang disusun oleh KLHK namun penetapannya oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), sedangkan standar khusus adalah standar yang disusun dan ditetapkan oleh Menteri LHK.

Lebih lanjut Yeri menuturkan untuk mendukung Keberlanjutan Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Berbasis Landscape dan Seascape Terintegrasi di Pulau Papua telah tersedia standar sebagai panduan atau pedoman dalam melakukan berbagai kegiatan/program antara lain pemanfaatan dan perlindungan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan; konservasi keanekaragaman hayati; pengurangan resiko kebencanaan lingkungan; upaya pembangunan rendah karbon dan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim; perdagangan karbon dalam rangka implementasi NEK; Penyediaan benih/bibit berkualitas untuk RHL; Multi Usaha Kehutanan; Percepatan Persetujuan Lingkungan; Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. “Para pihak yang membutuhkan standar-standar ini dapat menghubungi Pusfaster melalui website, media sosial, atau dapat datang langsung ke kantor kami di Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 8 Jakarta”, demikian yang disampaikan Yeri dalam menutup paparan pada Raker P3E di Biak, Papua.

Acara selanjutnya adalah kunjungan ke stand yang tersedia di pintu masuk ruang pertemuan.  Standar menyediakan berbagai produk yang dihasilkan oleh kelompok binaan P3E Papua, antara lain sekolah adiwiyata (SD s.d SLTA), kelompok tani, dan lainnya. Produk yang ditampilkan antara lain daur ulang sampah menjadi barang-barang yang bermanfaat seperti tas, kursi, hiasan meja. Produk lainnya adalah makanan olahan dari ikan, keladi, jahe, bakau. Selain itu juga tersedia souvenir khas Papua seperti gantungan kunci dari kerang, tusuk konde, topi, dll yang menggambarkan kekhasan Papua.

Acara Raker Hari ke-2 adalah penanaman (Grammatophyllum speciosum) di Taman Burung Taman Anggrek (TBTA) yang dikelola oleh Pemda.  Kapusfaster pada kesempatan ini menanam Anggrek Macan yang merupakan salah satu anggrek hutan Papua.  TBTA ini merupakan salah satu tujuan wisata di Kabupaten Biak Numfor. Koleksi burung dan anggrek endemik Papua cukup banyak antara lain cendrawasih, mambruk, kasuari, kakatua, dan berbagai jenis anggrek baik yang ditanam di tanah maupun yang menggunakan inang berupa paku-pakuan.  

Categories:

Tags:

Comments are closed

PENERAPAN DAN PENILAIAN KESESUAIAN SPM-FP
Penerapan dan Penilaian Kesesuaian SPM-FP
SPMFP2-01
BATIK DARLINGKU
Bimbingan Teknis Elektronik Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan
batikdarlingku